Rabu, 31 Agustus 2011

MAKALAH HADITS TARBAWIE


BAB I
PENDAHULUAN
A      LATAR BELAKANG
Dengan adanya ilmu tafsir dalam Al-Qur’an, ilmu Tafsir menuntut kita untuk mengkaji secara jeli dan tepat tentang aspek pendidikan yang terkandung dalam rukun iman pada kehidupan akahirat. Untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan tersebut, dibutuhkan perhatian khusus, pencurahan penuh dan pembahasan secara mendasar. Oleh kerena itu dengan hadirnya makalah yanag kami susun ini diharapkan para pembaca dapat memahami lebih jauh tentang aspek pendidikan yang terkandung dalam rukun iman pada kehidupan akahirat agar bisa diterapkan dalam masyarakat.
B       RUMUSAN MASALAH
a.       SURAH AL-QAF AYAT 19-23
b.      SURAT AL-A’LA AYAT 14-17
c.       SURAT AL-HADID AYAT 20
C      TUJUAN PEMBELAJARAN
Maksud diwujudkannya ilmu Tafsir adalah untuk mempermudah mentafsirkan ayat Al-Qur’an dalam amalan manusia, dalam situasi dan kondisi tertentu. Artinya manusia sebagai makkhluk tuhan harus mengaflikasikan dalam proses pendidikan.






BAB II
ASPEK PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG
DALAM RUKUN IMAN PADA KEHIDUPAN AKAHIRAT

A.    Surah Al-Qaf Ayat 19-23
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ () وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ () وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ () لَقَدْ كُنْتَ فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ () وَقَالَ قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ
Artinya : Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, itulah yang kamu lari darinya, dan ditiuplah sangkakala. itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan malaikatpengiring dan malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari hal ini, maka kami singkapkan darimu tutupan yang menutupi matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. dan yang menyertai dia berkaata “inilah catatan amalnya yang tersedia pada sisiku”.
·         Tafsir Ayat
Al-Maraghi lebih lanjut mengatakan bahwa ayat yang berbunyi:
o   وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ  Maksudnya bahwa sakaratul maut yang pada umumnya manusia berusaha keras menghindarinya kini datang juga tanpa dapat dihindari lagi.
o   وَنُفِخَ فِي الصُّورِ  maksudnya adalah bahwa pada saat sangkakala ditiup pada tiupan yang pertama, maka itulah masa yang keadaannya amat dahsyat, yaitu saat di mana Allah menjanjikan balasan siksa bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah.
o    وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا maksudnya adalah bahwa pada saat manusia datang menghadap Tuhannya disertai malaikat yang mengiringi (Saiq), dan malaikat yang menjadi saksi (syahid). Malaikat ini memberi kesaksian terhadap amal perbuatan yang dilakukan manusia selama masa hidupnya di dunia.
o    وَقَالَ قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ menginformasikan bahwa adanya malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia, kematian yang akan menjemputnya dan kehidupan akhirat yang akan dijalaninya sering dilupakan.
·         Pengertian Secara Ijmal
Di dalam tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa ayat-ayat tersebut menginformasikan bahwa Tuhan mengetahui sesuatu yang bergetar dan tergores dalam hati manusia, dan Tuhan secara rohaniah lebih dekat dengan manusia daripada urat lehernya. Pada ayat tersebut juga dijelaskan bahwa setiap amal perbuatan manusia senantiasa dicatat dua malaikat yang berada di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
Dari pengelompokkan tersebut dapat diketahui bahwa ayat 19 hingga 23 surat Qaf tersebut berhubungan dengan pembicaraan di sekitar niat, ucapan dan amal perbuatan manusia yang selalu dipantau oleh Allah melalui malaikat-Nya. Hasil pemantauan tersebut selanjutnya dapat diketahui secara obyektif di akhirat nanti.
·         Isi Kandungannya
Hal demikian sejalan dengan pendapat Ibn Katsir yang mengatakan bahwa ayat dengan ayat tersebut Allah mengingatkan kepada manusia bahwa sakaratul maut itu akan datang dengan pasti, sehingga tidak ada keraguan dan kebimbangan sedikitpun. Dalam sebuah riwayat yang shahih disebutkan bahwa ketika maut datang menjemput Rasulullah SAW, beliau mengusap keringat dari wajahnya dan berkata;“Subhanallah Inna Lil Mauti Lasakaratun” Mahasuci Allah, sesungguhnya sakaratul maut itu ada pada setiap orang yang akan meninggal.
Hal-hal yang dilupakan semasahidup di dunia ini, pada saat itu tampak jelas terlihat dan disaksikan oleh mata kepalanya sendiri, dan kelupaan tersebut kini sudah tersingkap.Di hari akhirat nanti tidak ada lagi hal-hal yang dapat dilupakan.Hal ini disebabkan karena sifat lupa itu merupakan watak dari jasmani atau fisik.
B.     Surat Al-A’la Ayat 14-17

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى () وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى () بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا () وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ( (
Artinya : sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat dengan tuhannya lalu dia shalat, tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal .”
·         Tafsir Mufrad
Di dalam tafsir al-maraghi dijelaskan sebagai berikut :
o   Aflaha artinya beruntung dan selamat dari siksaan di akhirat;
o    tadzakka artinya bersih dari kotoran dosa yang disebabkan menentang kebenaran dan keras hati.
o   Wadzakara asma rabbih artinya menyebutkan sifat-sifat Allah dalam hati, seperti tentang keagungan dan kehebatan-Nya.
o   fa shalla artinya merendahkan dan menundukan dirinya terhadap segala perintah Allah.
·         Pengertian Secara Ijmal
Jiwa yang bersih sebagaiman disebutkan pada ayat tersebut dapat dilakukan dengan keimanan kepada Allah serta menolak kenusyrikan, serta membenarkan terhadap segala yang dibawa oleh Rasulullah SAW disertai amal salih. Sedangkan menyebut nama Allah lalu mengerjakan shalat, maksudnya adalah menghadirkan sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan Allah di dalam hati sanubari, kemudian patuh dan tunduk terhadap keagungan dan kehebatannya.
Seseorang yang menyebut nama Tuhan-nya dan mengagungkannya di dalam hati, serta takut dari ancamannya kemudian jiwanya penuh dengan rasa takut adalah termasuk orang yang imannya kokoh. Selanjutnya orang yang selalu benar terhadap apa yang dilakukannya, niscaya ia akan mengutamakan kehidupan akhirat dari pada kehidupan dunia. Hal yang demikian sejalan dengan pendapat akal yang sehat dan petunjak syara`.
Diketahui bahwa kehidupan akhirat bersifat kekal dan kenikmatannya tidak akan pernah sirna, tidak ada kekurangan dan cacat, sedangkan kehidupan duniawi akan sirna, terkena oleh kerusakan. Barangsiapa yang yang lebih mendahulukan kehidupan duniawi, dan mencintai perhiasan duniawi, berarti orang tersebut tidak membenarkan adanya kehidupan akhirat, atau keimanan orang tersebut tidak dapat melewati ucapannya, dan tidak sampai pada hatinya.Dengan demikian, balasan pahala sebagaimana dijanjikan bagi orang-orang yang beriman tidak sampai kepada orang tersebut.
·         Isi Kandungan
Al-Qur’an ketika menguraikan sifat kesementaraan dunia dan kedekatannya bukan bermaksud meremehkan kehidupan dunia atau menganjurkan untuk meningkatkan dan tidak memperhatikannya tetapi mengingatkan manusia akan kesementaraan itu sehingga tidak hanya memperoleh kenikmatan dengan gemerlap duniawi serta mengabaikan kehidupan yang kekal.
Dunia adalah arena kebenaran bagi yang menyadari hakikatnya ia adalah tempat dan jalan kebahagiaan bagi yang memahaminya. Dunia adalah arena kekayaan bagi yang menggunakannya untuk mengumpul bekal perjalanan menuju keabadian. Serta aneka pelajaran bagi yang merenung dan memperhatikan fenomena serta peristiwa-peristiwanya ia adalah tempat mengabdi para pecinta Allah, tempat berdo’a malaikat, tempat turunnya wahyu bagi para Nabi dan tempat curahan rahmat bagi yang taat.

C.    Surat Al-Hadid Ayat 20
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ()
Artinya :  Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan-perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak seperti hujang dan tanaman dan tanaman-tanamannya mengagumkan para petani kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
·         Tafsir Mufrodat
o   يَهِيجُ di fahami oleh banyak ulama dalam arti menjadi kering, ada juga yangmemahaminya dalam arti bangkit. Menguat dan meninggi dengan demikan periode ini sebelum tumbuhan itu layu dan kering. Dunia adalah tempat dimana perlindung menyangkut masa depan tidak dapat dicari dan diperoleh kecuali di kala hidup bermukim  di pentasnya. Adapun aktivitas yang dilakukan jika di lakukan semata-semata buat semesta.
o    لَعِبٌ   permainan digunakan oleh Al-Qur’an dalam arti suatu perbuatan yang dilakukan oleh pelakunya bukan untuk suatu tujuan yang wajar dalam arti membawa manfaat atau mencegah madharat ia dilakukan tanpa tujuan bahkan hanya menghabiskan waktu sedangkan suatu perbuatan yang mengakibatkan kelengahan pelakunya dari pekerjaan yang bermanfaat atau lebih bermanfaat dan penting dari pada yang sedang dilakukannya.
o   وَزِينَةٌ Perhiasan karena berhias adalah adat kebiasaan remaja lalu.
o   تَكَاثُرٌ Berbangga-bangga karena inilah sifat pemuda
·         Pengertian Secara Ijmal
Setelah Allah SWT memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa cahaya mereka pada hari kiamat bersinar dihadapan mereka dan sebelah kanan mereka, disamping mengajukan mereka supaya berjerih payah dan jangan lalai dan Allah menyebutkan pula tentang pahala-pahala orang yang bersedekah laki-laki / perempuan maka yang begitu sirna dan binasa dalam hal ini Allah memisalkan dunia sebagai tanah yang mendapat hujan lalu menumbuh-numbuhkan tumbuhan-tumbuhan yang hijau segar, mengagumkan dengan pertumbuhan yang hasilnya baik namun sesudah itu menjadi kuning. Lalu hancur kering dan hancur  luluh. Dunia adalah arena kebenaran bagi yang menyadari hakikatnya ia adalah tempat dan jalan kebahagiaan bagi yang memahaminya.
·         Isi Kandungannya
Allah berfirman ketahuilah wahai hamba-hamba Allah yang lengah dan tertipu oleh gemerlapnya yang menggiurkan tak lain hanyalah pemainan yakni aktivitas yang sia-

Selasa, 09 Agustus 2011

MAKALAH PSIKOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN
A      LATAR BELAKANG
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku J.P. Chaplin, 1979) psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap fase-fase perkembangan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk mengetahui karakteristik perkembangan fase remaja, hal-hal apa saja yang mempengaruhi psikologi perkembangan pada fase remaja, serta problematika pacaran pada masa remaja dan lainnya.
B       RUMUSAN MASALAH
1.      Perkembangan Remaja
2.      TUJUAN PEMBELAJARAN
Maksud diwujudkannya ilmu psikologi adalah untuk mempermudah mengetahui perkembangan remaja dan seluk beluknya..











BAB II
PERKEMBANGAN REMAJA
  1. REMAJA
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.
Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konpka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; (c) remaja akhir: 19-22 tahun.
  1. Masa-Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut :
1.      Masa praremaja (remaja awal)
Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negative pada si remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa negative dengan gejalanya seperti tidak senang, kurang suka bekerja, pesimisitik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negative tersebut dapat diringkas, yaitu a) negative dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun prestasi mental; dan b) negative dalam sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat (negative positif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat (negative aktif).
2.      Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorong untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang menilai, pantas dijunjung tinggi dan di puja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai dewa remaja.
3.      Masa remaja akhir.
Setelah remaja telah ditentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup masuklah individu ke dalam masa dewasa.
4.      Masa Usia Kemahasiswaan
Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0 sampai 25,0 tahun. Mereka dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya. Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.
  1. Karakteristik Perkembangan Remaja
Seiring perkembangan dan pertumbuhan fisik, terjadi pula perubahan dan perkembangan di dalam tubuhnya.
Organ seks menjadi besar disertai dengan kemampuannya untuk melaksanakan fungsinya. Pada remaja putri terjadi pembesaran payudara dan pembesaran pinggul. Di samping itu meningkat pula dengan cepat berat dan tinggi badan. Sedangkan pada remaja pria mulai kelihatan (membesar) jakun di lehernya dan suara menjadi sengau / besar. Di samping itu bahunya bertambah lebar dan mulai tumbuh bulu di ketika dan di atas bibir atasnya (kumis). Satu tanda Kematangan seksual dengan jelas pada remaja putri tetapi hanya diketahui oleh yang bersangkutan saja, yaitu terjadinya datang bulan / haid dan pada remaja putera mimpi basah. Tanda-tanda permulaan Kematangan seksual tidak berarti bahwa secara langsung terjadi kemampuan reproduksi.

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sebagian besar responden menyatakan setuju hingga pacaran. Sebagian besar responden menyatakan pernah mempunyai pacar atau berpacaran. Sebagian besar responden menyatakan sedang tak mempunyai pacar saat ini (periode 2008).
Sebagian besar responden menyatakan pertama kali mempunyai pacar pada usia < 7 tahun. Hal ini sangat beresiko sekali, karena umur <17 tahun adalah umur yang sangat rentan dan labil terjerumus ke dalam hal-hal yang sifatnya negatif serta masih kurangnya daya kontrol untuk mengontrol diri, emosi nafsunya.
B.     SARAN
Mengingat manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang kami susun inipun masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dari masyarakat pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.











DAFATAR PUSTAKA
Sarwono Sarwinto Wirawan,Drs Pengantar Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta. 1926.
Darajat Zakiah, 1995, Remaja Harapan dan Tantangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Hur lock Elizabeth, 1999, Psikologis Perkembangan, Jakarta: Erlangga
Syamsu Yusuf, 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Senin, 08 Agustus 2011

MAKALAH MANTIEQ


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Menurut Noor M. Bakry, unsure-unsur penalaran yang dimaksudkan adalah tentang pengertian, karena pengertian ini merupakan dasar dari semua bentuk penalaran. Untuk mendapatkan pengertian sesuatu dengan baik, seringkali juga dibutuhkan suatu analisis dalam bentuk pemecah belahan sesuatu pengertian umum ke pengertian yang menyusunnya, hal ini secara teknis disebut istilah pembagian. Yang kemudian, diadakan pembatasan arti atau definisi.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian
2.      Term
C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Maksud dan tujuan kami dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami maksud pengertian dan term ilmu logika, agar kita mampu mengimplementasikan dalam penggunaan berfikir logis.






BAB II
UNSUR-UNSUR PENALARAN
A.    Pengertian
Penge_tian juga disebut konsep atau ide. Konsep adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin conceptus(kata benda masculinum) yang dibentuk dari kata conceptum yang berasal dari kata kerja concipio. Kata concipio berarti mengambil ke dalam dirinya, menerima, mengisap, menampung, menyerap atau menangkap. 
Conceptum berarti mengambil, menyerap, membayangkan dalam fikiran, mengerti, dan menangkap. Conceptus berarti serapan, bayangan dalam fikiran, pengertian, dan tangkapan. Pengertian dalam logika diartikan hasil tangkapan akal manusia mengenai sesuatu objek. Pengertian ini kalau diungkapkan dalam bentuk kata atau symbol maka pengungkapan itu disebut terma. Jadi, terma itu bentuknya dan pengertian itu isinya.
B.     Term
Terma adalah pernyataan lahiriah dari pengertian. Terma sebagai ungkapan pengertian jika terdiri atas satu kata dinamakan dengan istilah terma sederhana.  Misalnya, manusia, hewan, kursi, kera, dan lain sebagainya. Kalau terdiri atas beberapa kata dinamakan terma kompleks. Misalnya, reactor atom, kesenian daerah modern, pesawat terbang, kepala sekolah, dan lain sebagainya.
Adapun kata, bisa dibedakan menjadi kata kategorimatis dan kata sinkategorimatis. Kata kategorimatis adalah kata yang dapat mengungkapkan sepenuhnya suatu pengertian yang berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain, meliputi nama diri (ex: dadang), kata sifat (ex: berakal), dan istilah yang mengandung pengertian umum (ex: manusia). Sedangkan kata sinkategorimatis adalah kata yang tidak dapat mengungkapkan suatu pengertian yang berdiri sendiri jika tidak dibantu oleh kata lain, misalnya kata: adalah, jika, semua, maka, sebagian, barang siapa, dan, atau, dan sebagainya.
Dalam logika banyak dipakai istilah terma. Terma yang pasti punya pengertian, sedangkan kata ada yang punya pengertian dan juga bisa tidak punya pengertian jika tidak ditambahi kata lain yang menyertainya.
Komprehensi (Konotasi) dan Ekstensi (Denotasi) Istilah komprehensi bisa disamakan dengan isi. Ekstensi bisa disamakan dengan keluasan atau cakupan. Setiap pengertian mempunyai isi dan cakupannya.
Komprehensi dirumuskan keseluruhan arti yang dimasudkan oleh suatu terma. Misalnya terma demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang berdasarkan atas tuntutan dari rakyat dipertimbangkan oleh rakyat untuk kepentingan rakyat. Terma manusia adalah hewan yang berakal budi, berlogika, dan lain sebagainya.
Ekstensi adalah keseluruhan hal yang ditunjuk oleh terma. Misalnya terma ‘manusia’ dapat diterapkan pada bangsa Indonesia, bangsa Cina, bangsa Yahudi, dan lain sebagainya, yang dapat ditunjuk atau disebut oleh terma manusia.
Pelbagai Macam Term
Term maupun konsep banyak sekali macam-macamnya demikian juga pembagiannya. Berbagai macam dikelompokkan atas 4 macam, yakni pembagian term menurut konotasinya, pembagian term menurut denotasinya, pembagian menurut cara beradanya sesuatu, dan pembagian menurut cara menerangkan sesuatu.
Berdasarkan konotasi, term dibedakan atas term konkret dan term abstrak. Di samping itu keduanya ada yang berada dalam lingkungan hakikat, dan ada yang berada dalam lingkungan sifat.
1.      Hakikat konkret: yaitu menunjuk ke-”hal”-nya suatu kenyataan yang berkualitas dan bereksistensi.
2.      Hakikat abstrak: menyatakan suatu kualitas yang tidak bereksistensi atau tidak ada dalam ruang dan waktu.
3.      Sifat konkret: yaitu menunjuk pen-”sifatan”-nya suatu kenyataan yang berkualitas dan bereksistensi.
4.      Sifat abstrak: yaitu menyatakan pensifatan yang terlepas dari eksistensi atau tidak ada dalam ruang dan waktu.
Berdasarkan denotasi term, dapat dibedakan term umum dan term khusus. Term umum dibedakan atas 2 macam sebagai berikut. (1) Universal, yaitu sifat umum yang berlaku di dalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. (2) Kolektif, yaitu sifat umum yang berlaku di dalamnya menunjuk suatu kelompok tertentu sebagai kesatuan. Term khusus juga dibedakan atas dua macam sebagai berikut. (1) Partikular, yaitu sifat khusus yang berlaku hanya menunjuk sebagian tidak tertentu. (2) Singular, yaitu sifat khusus hanya menunjuk pada satu hal atau suatu himpunan yang mempunyai hanya satu anggota.
Predikamen yang dimaksudkan ialah cara beradanya sesuatu. Term yang paling luas adalah term “ada” atau term “yang ada”. Term “ada” selanjutnya dibagi dalam 2 macam, yaitu ada yang tidak terbatas dan ada yang terbatas. Sesuatu yang ada (ada terbatas) pasti ada unsur hakikat dan unsur sifat atau menurut filsafat dinyatakan secara singkat terdiri atas substansi dan aksidensia. Substansi adalah hakikat sesuatu yang adanya terdapat di dalam diri sendiri sebagai pendukung sifat-sifat. Aksidensia merupakan kumpulan sifat zat, yang ada sembilan sifat, yaitu kuantitas, kualitas, aksi, pasi, relasi, ruang, waktu, posisi, keadaan.
Predikabel yang dimaksudkan ialah cara menerangkan sesuatu. Term ditinjau cara menjelaskan dibedakan menjadi 5 macam, yaitu genus, spesies, diferensia, propium, dan aksiden. Genus ialah himpunan golongan-golongan menunjukkan hakikat yang berbeda bentuk tetapi terpadu oleh persamaan sifat. Spesies ialah himpunan sesuatu yang menunjukkan hakikat bersamaan bentuk maupun sifatnya sehingga dapat memisahkan dari lain-lain golongan. Diferensia ialah sifat pembeda yang menunjukkan hakikat suatu golongan sehingga terwujud kelompok diri. Propium ialah sifat khusus sebagai predikat yang niscaya terlekat pada hakikat sesuatu diri sehingga dimiliki oleh seluruh anggota golongan. Aksiaden ialah sifat kebetulan sebagai predikat yang tidak bertalian dengan hakikat sesuatu diri sehingga tidak dimiliki oleh seluruh anggota golongan.
Dengan dasar lima predikabel tersebut dalam menjelaskan sesuatu, apa yang dijelaskan tempatkan sebagai spesies, kemudian mencari hubungan genus dan diferensianya, dan jika tidak mendapatkan dicari hubungan genus dengan propiumnya, dan jangan menggunakan hubungan genus dengan aksiden.














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengertian juga disebut konsep atau ide. Konsep adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin conceptus(kata benda masculinum) yang dibentuk dari kata conceptum yang berasal dari kata kerja concipio. Kata concipio berarti mengambil ke dalam dirinya, menerima, mengisap, menampung, menyerap atau menangkap.
Terma adalah pernyataan lahiriah dari pengertian. Terma sebagai ungkapan pengertian jika terdiri atas satu kata dinamakan dengan istilah terma sederhana.

B.  SARAN
Mengingat manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang kami susun inipun masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dari pembaca dan pendengar yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA
Lanur, Alex. Logika : “Selayang Pandang”. Yogyakarta : Yayasan Konisius, 1983.
Rapar, Jan Hendrik. “Pengantar Logika”. Yogyakarta : Kanisius, 1996.
Rapar, Jan Hendrik. “Pengantar Logika”. Yogyakarta : Kanisius, 1996.
Mundir, Drs. “Logika”. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000.