Sabtu, 09 Juli 2011

MAKALAH FIQH 2


BAB I
PENDAHULUAN
A      LATAR BELAKANG
Muamalat adalah salah satu ajaran yang dianjurkan dalam agama islam, yakni adanya intraksi antar sesame manusia, begitu pula sirkah merupakan bentuk perekonomian dalam islam yang membutuhkan pendekatan yag serius dalam pengkajiannya, agar tidak keluar dari hokum-hukum islam.
            Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian, dasar hukumnya, rukun, syarat dan macam-macam sirkah.
B       RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian dan Dasar Hokum Sirkah.
2.      Rukun dan Syarat Sirkah.
3.      Macam-Macam Sirkah.
C      TUJUAN PEMBELAJARAN
Maksud dan tujuan kami dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mempermudah memahami perekonomian islam yang salah satunya adalah sirkah.






BAB II
SYIRKAH

A.    Pengertian dan Dasar Hukum Syirkah
Syirkah adalah suatu aqad dalam bentuk kerjasama baik dalam bidang modal atau jasa antara sesama pemilik modal dan jasa tersebut.
Firman Allah SWT:
وتعاونواعلى البر والتقوى ولا تعاونوا علة الاثم والعدوان {المآءدة: ٢}
Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan janganla tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
Hadist Qudsi:
عن ابي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم: قال الله تعالى انا ثالث الشريكين ما لم يخن احدهما صاحبه فاذا خانه خرجت من بينهما. {رواه ابو داود}
Artinya: “Dari abu Hurairah RA ia berkata Rasulullah SAW bersabda “Allah SWT berfirman: Aku adalah ketiga dari dua orang yang berserikat dagang, selama salah seorang tidak menghianati kawannya, apabla yang satu menghianati kawannya maka aku meepaskan diri dari keduanya.” (HR. Abu Daud)
B.     Rukun dan Syarat Syirkah
1.      Rukun Syirkah
a.       Orang-orang yang bersirkah
b.      Pokok-pokok pernjanjian
c.       Shigat atau akad
2.      Syarat Syirkah
a.       Orang bersyirkah sudah baligh, berakal sehat dan merdeka.
b.      Pokok atau modalnya harus jelas
c.       Modal atau saham itu harus digabungkan sehingga tidak bisa dibeda-bedakan.
d.      Oranng-orang yang bersyirkah itu sepakat menyerahkan modal, mencampurkan antara harta benda anggota syirkah
e.       Seorang di antara mereka mengijinkan teman syirkahnya untuk membelanjakan hartanya kalau syirkah itu terdiri dari dua orang.
f.       Untung dan rugi dengan perbandingan modal yang diberikannya.
C.    Macam-Macam Syirkah
1.      Syirkah Harta
Syirkah harta adalah akad dua orang atau lebih untuk bersyrkat dalam permodalan sehingga terbentuk modal yang memadai untuk mendappatkan keuntungan seuai perjanjiann..
2.      Syirkah Kerja
Syirkah kerja adalah bentuk kerjasama dua orang atau lebih yang berhak dalamm memberikan pelayanan kepada masyyarakat atau syirkah yang bergerak dalam bidang jasa.
Imam Syafi’I berpendapat syirkah kerja ini tidak sah dan tidak boleh namun para Ulama’ membolehkan dan sah hukumnya.
Nama—nama bentuk syirkah yang ada di masyarakat:
a.       CV (Comuouditian Vermmonts Chap)
b.      NV (Namloce Vermonts)
c.       PT (Perseroan Terbatas)
d.      Firma
e.       Koperasi
3.      Hikmah Syirkah
1.      perusahaan dan perdagangan akan lebih maju.
2.      Permodalan akan menjadi besar dan lebih berarti
3.      kemajuan perusahaan bisa lebih mantap karna hasil pemikiran beberapa orang.
4.      banyak menampuung tenaga kerja.

















BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ø  Syirkah adalah suatu aqad dalam bentuk kerjasama baik dalam bidang modal atau jasa antara sesama pemilik modal dan jasa tersebut.
Ø  Rukun Syirkah yaitu Orang-orang yang bersirkah, Pokok-pokok pernjanjian, Shigat atau akad.
Ø  Syarat Syirkah yaitu Orang bersyirkah sudah baligh, berakal sehat dan merdeka dan lain-lain.
Ø  Macam-macam sirkah adalah sirkah harta dan sirkah kerja.


B.     SARAN
Mengingat manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang kami susun inipun masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dari semua mahasiswa dan dosen yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kepada Dosen pengajar diharapkan bimbingan lebih untuk mengingatkan mutu dan kwalitas mahasiswa PAI pada khususnya didalam mengembangkan hadits demi terwujudnya implimentasi dalam kehidupan sehari-hari.



DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi. 2005, Panduan Fiqih Muamalat.Cetakan ke-1. Bogor: Pustaka Ibn-Katsir.
H.S.A. Alhamdani. 1989. Risalah Hukum Sirkah dalam Islam, cetakan ke-3. Jakarta: pustaka amani. Terjemahan: Ustad Said Thalib Al-Hamdani.
Ibnu Rusyd. 2007. Fiqh Muamalat. Cetakan ke-3.